Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Secapa AD Bandung Jadi RS Darurat, Kapasitas 180 Ranjang

Barak di Secapa AD Bandung kini dijadikan sebagai RS Darurat Covid-19 dengan kapasitas tampung 180 pasien dan 32 tenaga kesehatan.

Sejumlah barak di Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa TNI AD) di Kota Bandung, Jawa Barat mulai dioperasikan sebagai Rumah Sakit Darurat Covid-19 dengan kapasitas tempat tidur untuk 180 pasien.

RS Darurat Covid-19 di kompleks Barak Brigjen Katamso itu terdiri dari empat barak. Sebanyak tiga barak di antaranya dikonversi menjadi ruang perawatan pasien bergejala ringan dengan kapasitas masing-masing 30 tempat tidur.

Sementara satu barak lainnya dipakai sebagai ruangan UGD, tempat dokter, dan administrasi lain.

Adapun tim dokter spesialis di RS Darurat Covid-19 Secapa TNI AD berasal dari Rumah Sakit Dustira Cimahi selaku rumah sakit pengampu, bekerja sama dengan Kesdam III/Siliwangi, Secapa TNI AD, dan Dinas Kesehatan Provinsi Jabar.

Sehingga total, setidaknya 32 tenaga kesehatan bertugas di RS Darurat Covid-19 Secapa TNI AD.

"Setelah melihat langsung, tempatnya sangat memadai penuh cahaya matahari dan pepohonan sehingga seharusnya orang yang kesini sembuh lebih cepat karena suasana rileks," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam kunjungannya, Selasa (12/1).

Mekanisme penyelenggaraan RS Darurat Covid-19 di Secapa TNI AD sendiri merujuk RS Darurat lainnya di Wisma Atlet Jakarta dan di Surabaya. RS Darurat ini dikhususkan bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala ringan (hijau) dan pasien yang tidak bisa melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

Pasien yang diterima merupakan rujukan dari rumah sakit atau Puskesmas dengan hasil swab test positif metode PCR. Di RS Darurat Covid-19 Secapa AD ini juga tersedia ambulans yang siaga 24 jam. Emil mengatakan tengah tim penanganan Covid-19 tengah menyusun standar prosedur dan mekanisme perawatan di RS Darurat Secapa TNI AD.

"Komite Penanganan Covid-19 sedang menyiapkan prosedur, karena rumah sakit darurat ini bukan hanya untuk wilayah Bandung tapi minimal Priangan, Tasikmalaya, Garut, dan sebagainya. Silakan datang ke sini dengan fasilitasi transportasi dari kami secara gratis," terang Emil--sapaan akrab Ridwan Kami.

Nantinya, pasien bakal menjalani aktivitas sesuai jadwal, termasuk berolahraga hingga kegiatan hiburan. Dengan catatan, wajib patuh menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Pasien di sini akan rutin dipantau baik tanda vital fisik maupun saturasi oksigennya.

Sumber dana untuk insentif dan honor/gaji tenaga kesehatan dan relawan pun menurut Emil akan mengikuti peraturan.

"Titip ke pengelola, bikin acara kreatif yang bikin tertawa, bahagia. Kegiatan out door olahraga dengan jaga jarak sehingga naik imunitas. Kemudian tadi saya titip internet segera dipasang agar pasien tidak bosan. Sambil terus dinasihati hal-hal yang positif. [Kebutuhan] lain-lain sudah diatur sesuai peraturan," tutur dia lagi.