Bos Gojek Prediksi Sektor Transportasi Masih Berat Tahun Ini
Co CEO Gojek Kevin Aluwi memperkirakan sektor transportasi tahun ini masih mengalami tekanan akibat pandemi covid-19. Pasalnya, pemerintah membutuhkan waktu untuk mendistribusikan vaksin covid-19 ke seluruh wilayah Indonesia, sehingga pembatasan mobilitas masyarakat diproyeksi masih berlanjut.
"Jujur kalau kami mendalami proyeksi internal, kami lihat tahun ini industri transportasi bakal terus sulit. Tentunya kami tahu distribusi vaksin baru mulai, dan kami lumayan optimis dengan distribusi pandemi ini akan berakhir, tapi tentunya masih belum jelas itu kapan," ujarnya dalam webinar Kompas100 CEO Forum bertajuk Digitization; Catching Up with The New Era of Consumer, Kamis (14/1).
Karenanya, ia mengungkapkan jika perseroan membuat target kinerja yang cenderung konservatif tahun ini namun tidak sedalam kejatuhan tahun lalu. Ia menyatakan sudah terjadi pemulihan kinerja dibandingkan dengan masa-masa awal kemunculan pandemi covid-19.
"Sudah ada sedikit recovery di kuartal akhir tahun lalu. Cuma ekspektasi kami tidak bakal kembali seperti normal, ya mungkin di sini-sini saja, sampai mungkin akhir tahun ekspektasi kami," imbuhnya.
Tahun ini, lanjutnya, perusahaan layanan daring tersebut memiliki sejumlah strategi pengembangan bisnis salah satunya ekspansi pasar ke luar negeri. Pasalnya, berkaca dari kejadian pandemi ini, Kevin menuturkan jika menjajaki pasar di luar negeri menjadi penting sehingga Gojek tidak bergantung hanya dari pasar domestik.
"Kami melihat di luar negeri skala pandemi ini tidak sebesar di Indonesia dan perkembangan di luar negeri sudah mulai naik dari sisi aktivitas masyarakat, perkembangannya sudah lebih cepat. Kami sudah ada presence di luar negeri, jadi ini bantu performa perusahaan," ucapnya.
Di sisi lain, perusahaan menyikapi pandemi ini secara positif dengan memperbaiki fundamental perusahaan. Lewat upaya itu, dia mengklaim jika seluruh layanan perusahaan telah mencetak laba operasional.
"Akhirnya kami sudah mulai tidak usah omongin startup bakar duit, rugi setiap transaksi, itu semua sudah lewat. Kami juga melihat kami akhir tahun ini dengan perkembangan transaksi value, cross transaction value naik 10 persen dari tahun sebelumnya," ujarnya.